“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.” – RA Kartini
Pada 21 April, lebih tepatnya sudah 142 tahun sejak tahun 1879, Raden Adjeng Kartini atau lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah. RA Kartini merupakan Pahlawan Nasional Indonesia dan sosok figur emansipatoris. Pahlawan perempuan yang hari kelahirannya diperingati setiap 21 April ini, berjuang keras untuk kesetaraan bagi para wanita di Indonesia.
RA Kartini memperjuangkan kesetaraan wanita karena saat itu keberadaan kaum hawa seringkali tidak dihargai. Wanita hanya boleh mengerjakan urusan dapur dan mengurus anak, para wanita pun tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. RA Kartini dengan segenap hati dan jiwanya, berjuang agar para wanita Indonesia yang merasa tertindas mendapatkan derajat yang sama dengan pria. Perjuangan dari RA Kartini ini benar-benar berpengaruh besar bagi para wanita Indonesia.
Namun, seperti apakah peran “Kartini” saat ini di era revolusi industri 4.0?
Selain memperjuangkan kesetaraan kaum hawa, RA Kartini juga memperjuangkan bidang sosial, hukum, serta khususnya pendidikan. Revolusi industri 4.0 merupakan momen yang harus dimanfaatkan karena merupakan potensi bagi para perempuan untuk bekerja di industri digital. Teknologi yang ada saat ini sudah sangat membantu para wanita untuk memanfaatkan menjadi sebuah peluang bisnis. Namun, literasi digital bagi kaum perempuan secara umum yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut dalam keseharian mereka.
Kartini di era revolusi 4.0 harus memiliki power untuk mendobrak dan melahirkan generasi yang luar biasa dengan berfikir secara logis, rasional akan informasi yang diterima, dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Para Kartini millennial harus mengutamakan pendidikan sebagai kunci keberhasilan suatu bangsa untuk melawan radikalisme, serta menjadikan bentuk pribadi generasi millennial yang inovatif, mandiri, cerdas, dan menumbuhkan rasa nasionalisme.
Tantangan bagi para wanita Indonesia dalam menjalankan peran dan fungsinya di era digital tentu tidak mudah. Peran pendidikan sangat penting dalam tantangan tersebut. Kartini menulis pesan kepada Nyonya Van Kool pada Agustus tahun 1900.
“Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa bahagia baginya.”
Semoga di hari Kartini ini dapat menginspirasi kita semua, khususnya bagi kaum hawa untuk menjadikan hidup ini lebih baik, lebih bermakna, dan lebih semangat. Yuk, jangan pernah berhenti berkarya untuk Indonesia!
Penulis: CC*
Recent Comments